Pages

Monday, June 30, 2014

Madrasah Hadramaut; Objek Studi Berasaskan Karakter Edukasi Nabawi


Oleh : Abdul Rahman Malik*
            Belajar pendidikan agama islam sejatinya bisa dilakukan dimana saja, baik itu di dalam negeri Indonesia ataupun di luar negeri. Pasalnya, Islam berikut ajaran dan keilmuannya telah tersebar luas ke berbagai penjuru dunia, tak terkecuali negara Indonesia yang mayoritas masyarakatnya adalah penganut agama Islam dengan pencapaian prosentase 87,18 % dari 237.641.326 jumlah penduduknya (sensus tahun 2010- Wikipedia-).
Kendati demikian, studi kajian Islam di dalam negeri tentu berbeda dengan pembelajaran keislaman di Timur Tengah atau lebih dikenal dengan negeri-negeri Arab. Ibarat meminum air, pastilah lebih segar meneguk air dari sumber mata airnya langsung dibanding meminum air yang sudah berpencar ke setiap penjuru. Kemurniaan kajiannyapun jelas terasa berbeda.
Madrasah Hadhramaut merupakan salah satu diantara objek studi Timur Tengah.  Sejak bertahun-tahun lamanya, kiprah Madhrasah Hadhramaut terkenal akan khazanah keilmuan yang dalam, luas dan kental. Keberkahan ilmu di madrasah Hadhramaut telah mampu menciptakan kader-kader ulama yang tersebar ke seantareo dunia. Disamping berkat keikhlasan para pendidiknya, hal itu disebabkan karena berkesinambungannya ilmu dari generasi ke generasi sejak era penyebaran Islam pertama di zaman kekhalifahan hingga kini dengan rantaian sanad (silsilah-red.) keilmuan dan ajarannya yang masih tergolong salaf dan bermanhaj nabawi. Manhaj inilah yang diterapkan oleh para pegiat ilmu di Hadhramaut dengan senantiasa mengamalkan sunah-sunah nabi yang kini kian terlupakan di kalangan banyak umat Islam terutama di Negara Indonesia kita tercinta.
Di era modernisasi ini, Peran Madhrasah Hadhramaut mulai mampu menarik perhatian kalangan penuntut ilmu di tanah air. Buktinya, lebih dari 2000 pelajar Indonesia kini banyak berdomisili di lembaga-lembaga pendidikan yang tersebar di Hadhramaut. Mereka datang untuk terjun langsung menyelami samudera ilmu yang ada di Hadhramaut. Tentu ini bukanlah sebuah tingginya animo belaka, namun karena –konon- sudah panggilan keberangkatan dari pencetus cikal bakal Madhrasah Hadhramaut ini, yaitu Imam Al Muhajir Ilallah Ahmad Bin Isa.
Sebagai pemegang tongkat estapet ajaran kakek moyangnya, Imam Al Muhajir berhijrah ke Hadhramaut untuk mempertahankan eksistensi keturunan Rasulullah saw dan juga untuk menyebarkan ajaran yang turun temurun diterapkan dalam kehidupan berupa syari’at Agama Islam. Walhasil, Hadhramaut kini menjadi pusat kajian islam bermanhaj Nabawi terbesar dan tervalid dengan dipegang tonggak pendidikannya oleh mayoritas Ahlul Bait (baca; keturunan rasulullah). 
Madhrasah Hadhramaut dengan system edukasi berpola penerapan sunnah nubuwwah mampu mendidik kader-kader muda dengan berkarakter nabawy artinya dengan pendidikan tarbiyah langsung oleh guru, para penuntut ilmu senantiasa belajar dengan tuntunan dan penerapan yang diajarkan Rasullah saw. Hal inilah yang menjadikan Hadhramaut memiliki kharisma tersendiri dari lembaga pendidikan lainnya. Manhaj seperti inilah yang seharusnya direvitalisasi kembali dalam dunia pendidikan di Indonesia yang kebanyakan berorientasi pada ranah formal saja, sehingga identitas pendidikan agamapun semakin pudar.
Menurut Al Habib Abu Bakar Al Adny, Madhrasah Hadhramaut memiliki asas dan prinsip pendidikan berupa “ILMU – AMAL – IKHLAS –  “, dengan rangkaian ketiga unsur tersebut, karakter seseorang akan terbentuk dengan baik seandainya mampu diterapkan secara seksama dalam dunia pendidikan. Pasalnya ilmu tanpa amal berdampak pada disfungsi ilmu itu sendiri. Sedangkan amal tanpa ilmu berakibat tertolaknya suatu pekerjaan, dan kesemuanya itu akan memperoleh hasil baik dengan dilandasi keikhlasan.  
Diantara sekian lembaga pendidikan Madrasah Hadhramaut adalah Ribath Darul Musthofa asuhan Al Habib Umar bin Hafidz. Beliau menuturkan, "Ribath Darul Mushtofa ini didirikan atas dasar tiga visi utama; yaitu pertama, mempelajari ilmu syari'ah dengan sanadnya dari generasi ke generasi ulama sampai menuju sumbernya ialah Rasulullah saw, kedua; tazkiyah an nafs (pembersihan hati) dari segala kotoran rohani dan mengamalkan ilmu dengan sebenar-benarnya atas dasar ikhlas karena Allah Ta'ala, ketiga; menyebarkan panji Islam dengan berdakwah di jalan Allah dengan hikmah dan mau'idzoh hasanah  seperti yang diajarkan Rasulullah Saw".
Selain Darul Musthofa, ada beberapa lembaga pendidikan lainnya yang kokoh mempertahankan Manhaj Madrasah Hadhramaut meski dengan system dan kurikulum pendidikan yang berbeda. Diantaranya adalah Universitas Al Ahgaff – Tarim dengan kajian kurikulum perkuliahan berbasis ilmu syari'ah dan hokum yang dipimpin oleh Rektor Prof. DR. Al Habib Abdullah bin Muhammad Baharun, MA, kemudian Ribath Tarim dengan manhaj salaf yang diasuh oleh Al Habib Salim bin Abdullah bin Umar as Syathiry. Dan masih banyak lagi lembaga-lembaga pendidikan yang berlokasi di Hadhramaut selain yang disebutkan baik berstrata pendidikan formal maupun non-formal. Semua itu adalah manifestasi pendidikan di Hadhramaut yang mampu menjadikannya sebagai salah satu pusat kajian Islam terpercaya di negeri Balqis ini. 
Hal ini juga terbukti dirasakan oleh Dr. Jamal Faruq Al Husainy, seorang Dosen Aqidah dan Filsafat Universitas Al Azhar-Kairo pada saat kunjungannya ke kota Tarim tahun 2013 dalam rangka ikut serta Konferensi Da'i Internasional ke-13 di Darul Musthofa. Setelah Dr. Jamal melakukan survei satu persatu lembaga yang berada di kota Tarim, Ia sangat mengapresiasi sampai menuliskan sebuah artikel di majalah at Tawashul Edisi 14 dengan judul, "Tarim laksana Al Azhar tempo dulu". Hingga kini, Tarim tetap menjadi kiblat ilmu bagi setiap kalangan. Khazanah keilmuannya seakan tak habis termakan masa. Halaqoh-halaqoh ilmu berpencaran dimana-mana baik itu di ribath ataupun di masjid-masjid kota Tarim. Setiap waktu, para ulama dengan ikhlas mengisi kegiatan kajian ilmu-ilmu warisan turun temurun Rasulullah SAW.
Tampaknya di tengah hiruk pikuk pendidikan moral bangsa Indonesia saat ini, Manhaj Madrasah Hadhramaut bisa menjadi salah satu kunci untuk kemajuan pendidikan Indonesia. Moral yang kian merosot setidaknya bisa ditopang dengan penerapan tarbiyah yang biasa diajarkan di Madhrasah Hadhramaut. Dengan cara apa? Bagaimanakah awal mulanya? Hal itu cukup dengan menjadikan Madhrasah Hadhramaut sebagai objek studi bagi anak didik Indonesia di masa kini dan mendatang. Sehingga mereka bisa merasakan bagaimana pendidikan berasaskan karakter edukasi nabawi yang sepatutnya diadopsi oleh para pendidik di Indonesia. Wallahu a'lam.

Thursday, June 26, 2014

Al Hikmah Yaman Menang 3-0 Atas PP. Ar Risalah

Tarim (26/06), Forum Al Hikmah Yaman berhasil mengalahkan tim sepak bola PP. Ar Risalah (Kediri) dengan skor 3-0 dalam laga persahabatan yang dihelat di stadion rumput hijau Aidid. Tepat pukul 21.00 KSA, pertandingan dimulai dengan diawali bola tengah dari kubu Al Hikmah Yaman.
Kedua belah tim sama-sama ingin unggul pada awalnya. Banyak serangan diciptakan kawan-kawan Al Hikmah Yaman yang dipimpin oleh Maman Abdurrahman sebagai kapten sekaligus pemain gelandang bertahan. Stiker Al Hikmah Yaman, Fuad Mas'ud dan Jadid berkali-kali melakukan peluang namun belum berbuah gol. Sundulan Fuad dari umpan lambung Muwaffaq pada menit 13' hampir saja membuat penjaga gawang PP. Ar Risalah keteteran, sayangnya sundulan itu meleset di kepala Fuad.   
Di kubu PP. Ar Risalah, Kaji Tohir dengan dibantu Asep Seful selalu membangun serangan yang menusuk ke arah tengah pertahanan Al Hikmah. Beberapa kali shooting Kaji Toing masih membentang ke luar gawang Al Hikmah yang dijaga Lutfi Ahsanudin. Sementara Al Hikmah Yaman juga masih  terus menyerang. Sampai di menit 17', Maman membagi bola bersama Jadid dengan umpan one two. Kemudian Maman langsung menembakkan bola keras yang tidak bisa ditepis oleh kipper PP. Ar Risalah hingga berbuah gol, 1-0 untuk Al Hikmah Yaman.
Kekalahan 1-0 bagi PP. Ar Risalah membuat mereka ingin menyusul ketertinggalan. Pada menit 20', Noval masuk menggantikan Hilmi dari kubu PP. Ar Risalah. Asep dengan ditemani Fahmi ingin mencetak gol dengan tembakan-tembakan ke arah gawang, namun bola masih bisa ditangkap Lutfi Ahsanudin.
Pada menit 23', kembali kawan-kawan Al Hikmah Yaman menyerang dari arah kiri oleh Khair Amrullah, kemudian diover menuju Jadid. Dengan melewati satu defender PP. Ar Risalah, lalu Jadid menendang kencang bola ke arah kipper hingga menciptakan gol untuk yang kedua kalinya bagi Al Hikmah Yaman. Skorpun bertambah menjadi 2-0 sampai half time di menit 25'.
Di Babak kedua, PP. Ar Risalah seakan tidak ingin menelan kekalahan begitu saja. beberapa pemain mulai memasuki arena, seperti Zainal Fanani dan Rifa'i. Serangan PP. Ar Risalah pun semakin bangkit kembali. Namun Al Hikmah Yaman dengan menerapkan tiga posisi belakang yang diisi oleh Roby, Bary dan Rifqi Ridho, mampu membentengi gawang. Secara otomatis, Kaji Tohir dan kawan-kawan sulit menembus barisan pertahanan Al Hikmah Yaman.
Menjelang pertandingan berakhir, Maman Abdurrahman kembali menambahkan gol. Dengan menggiring-giring bola dari belakang, kemudaian Maman melakukan shoot dari luar kotak penalty yang mengarah ke pojok gawang. Hingga Kiper PP. Ar Risalah, Alim, sulit menepis bola pojok Maman, dan skorpun bertambah lagi menjadi 3-0. "Dengan kemenangan 3-0 tanpa balas itu membuktikan Al Hikmah Yaman sebagai tim sepak bola Pondok Pesantren yang patut diacungi jempol ", tutur Maman seusai pertandingan berakhir. #Arm.  

Thursday, June 12, 2014

6 Pelajar Al Hikmah Lolos Test Beasiswa Universitas Al Ahgaff

Tarim (12/05), lagi-lagi pelajar Al Hikmah berhasil menorehkkan prestasi gemilang. Dengan kelulusan 6 santri, PP. Al Hikmah kembali dibanggakan pada pengumuman test beasiswa Universitas Al Ahgaff-Yaman yang diposting hari Senin (10/05) di website resmi milik Al Ahgaff. (www.ahgaff.edu.com).

Keenam pelajar Al Hikmah tersebut terdiri dari 4 siswa dan 1 siswi MAK Al Hikmah 2 serta 1 siswa dari MMA Al Hikmah 1. Nama- nama mereka terpampang berjejeran di urutan menyesuaikan tempat test yang dilaksanakan di Jagasatru Cirebon tanggal 1-5 Juni 2014.

"Ujiannya lumayan lah, alhamdulillah anak Al Hikmah sudah punya modal, jadi peluang lulusnya besar", ungkap Fajrin, siswi MAK yang lulus ketika ditanya selepas test.

Mereka adalah Fuad Fatkhurrahman (MMA), Wawan Ridwan, Ahmad Saifyul Millah, Lutfi Abdul Harits, Maulana Sulthoni dan Fatayati Fajrin (MAK). Mereka semua saat ini tinggal menunggu proses pemberangkatan yang akan dilaksanakan akhir Syawal. (arm)

Salam Sukses Al Hikmah Yaman..!!!